Dalam contoh langka di mana Ketua DPR Nancy Pelosi tidak dapat melakukan apa yang perlu dia lakukan untuk memenangkan pemungutan suara, Demokrat DPR progresif mengamankan kemenangan besar minggu lalu dengan menghalangi pengesahan RUU infrastruktur bipartisan yang dijanjikan pembicara akan berhasil melewati majelis. pada hari Kamis.
Itu adalah kegagalan yang menakjubkan bagi pembicara yang telah dikenal selama bertahun-tahun karena cengkeramannya yang kuat di kaukusnya dan kemampuannya untuk memenangkan suara utama dengan margin yang paling tipis.
Itu menyebabkan dua item agenda terbesar Presiden Biden terhenti di Kongres, Dan itu merupakan kemenangan terobosan bagi Ketua Kaukus Progresif Rep. Pramila Jayapal, D-Wash., yang menyatukan anggotanya melawan RUU infrastruktur bipartisan sementara Pelosi dan para pemimpin Demokrat lainnya mencambuknya.
tempat penampung
"Saya tidak pernah sebangga [Kaukus Progresif] seperti saat ini," kata Jayapal dalam tweet Jumat sore. "Tadi malam, kami berpegang teguh pada keluarga pekerja dan membela kepentingan perusahaan dan pelobi. Hari ini, kami terus berjuang untuk menyampaikan SELURUH agenda Presiden untuk rakyat Amerika."
PROGRESIF MENGATAKAN MEREKA AKAN LULUS INFRASTRUKTUR DAN REKONSILIASI: 'KITA AKAN MENYELESAINYA'
Sebagai pemimpin salah satu kaukus terbesar di Kongres – ada 96 anggota di Kaukus Progresif – Jayapal berada dalam posisi di mana dia bisa memegang kekuasaan yang signifikan di antara Demokrat kongres untuk waktu yang lama.
Pelosi yang berusia 81 tahun, sementara itu, dibiarkan memutar kekalahannya.
"Akan ada pemungutan suara hari ini," kata Pelosi meninggalkan Capitol pada pukul 12:01, Jumat pagi. Itu bisa diartikan sebagai acuan hari kalender Jumat, atau hari legislatif Kamis, yang karena DPR tidak keluar dari sidang Kamis malam berdarah Jumat,
Tapi tidak ada pemungutan suara pada akhir Jumat, dan DPR meninggalkan kota tanpa mengambil suara, sehingga mengakhiri "Kamis."
"Waktu terputus dua minggu lalu ketika prospek perubahan anggaran membuat pendakian menuju kesepakatan semakin curam. Tapi pekerjaan masih berlanjut," kata Pelosi dalam surat Sabtu kepada rekan-rekan Demokratnya.
TIM BIDEN DICOBA SEBAGAI 'BUTA SECARA EKONOMI' UNTUK KLAIM MEMBANGUN KEMBALI 'BIAYA NOL DOLLAR' LEBIH BAIK
"Ada dua dinamika di tempat kerja: komitmen untuk tanggal yang dapat dicapai berdasarkan kesepakatan anggaran awal dan komitmen untuk tidak membawa BIF ke Lantai kecuali jika kita memiliki konsensus mengenai nomor teratas dalam Build Back Better Act dan kebijakan yang terkandung serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di DPR dan Senat bahwa mereka mendukung kesepakatan: kriteria yang telah diusulkan oleh Anggota," lanjut Pelosi. "Untuk menghormati rekan-rekan kami yang mendukung RUU dan menyadari kebutuhan keduanya, saya tidak akan membawa BIF ke Lantai untuk gagal. Sekali lagi, kami akan dan harus segera meloloskan kedua tagihan. Kami memiliki tanggung jawab dan kesempatan untuk melakukannya."
Pembicara ditangani dengan tangan yang sangat sulit. Dia harus memindahkan dua lembar uang kertas besar pada garis waktu yang padat dengan margin kesalahan yang hampir tidak ada dalam kaukus yang terbagi. Tetapi faktanya tetap dia tidak menyelesaikan pekerjaan.
Pengamat Capitol Hill mengatakan intrik minggu lalu menunjukkan Pelosi tidak lagi memiliki kemampuan untuk mengendalikan Demokrat House dengan tangan besi.
"Anda memiliki pertikaian besar ini, Anda memiliki tenggat waktu yang ditentukan sendiri ini. Dan kemudian apa pun yang terjadi, Anda mendapatkan pemahaman yang lebih besar menuju keluar dari tenggat waktu di mana Anda berdiri," rekan senior R Street Institute penduduk untuk tata kelola James Wallner mengatakan kepada Fox News . "Anggota mulai sedikit memoderasi posisi mereka ... dan itu akan terus terjadi dan pada titik tertentu ... Schumer akan meletakkan undang-undang di lantai dan dia pada dasarnya akan menantang Manchin dan Sinema untuk menentang RUU ini."
"Saya tidak akan mengatakan Pelosi kalah, per se. Jika Anda memikirkan kembali Paul Ryan dan John Boehner dan bagaimana mereka mengelola DPR, dan mereka akan kehilangan suara di lantai. Dan apa yang Pelosi lakukan adalah menarik RUU atau tidak memiliki hak suara. memberikan suara pada tagihan karena dia akan kalah. Jadi dia mempertahankan pilihan untuk menang di masa depan, "kata Wallner. "Itu, menurut saya, menandakan bahwa kaum progresif mengakui pengaruh mereka dan mereka menyadari bahwa jika mereka tidak menggunakan pengaruh mereka, jika mereka tidak benar-benar mempertahankan kredibilitas mereka, mereka akan digulingkan."
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI BERITA FOX
Memang, kata Wallner, pekan lalu adalah momen penting bagi kaum progresif di Kaukus Demokratik DPR.
"Ini bukan soal siapa yang di atas. Maksud saya, Anda bisa memiliki situasi di mana kemapanan mempertahankan kendali Partai Demokrat DPR tetapi karena kaum progresif berani, karena mereka merasa lebih kuat, mereka dapat membuat DPR beroperasi secara berbeda," katanya. dikatakan.
Terlepas dari kenyataan bahwa Pelosi gagal memenuhi janjinya untuk pemungutan suara – dan terlepas dari betapa buruknya keadaan bagi Demokrat di tengah pertengkaran intra-partai mereka – pintu untuk meloloskan agenda Presiden Biden sebenarnya mungkin terbuka sedikit lebih lebar daripada minggu lalu.
No comments:
Post a Comment